Selamat Datang dan Terimakasih telah mengunjungi Official Website Pemerintah Desa Cahaya Baru! Semoga Informasi yang Kami Sediakan Bermanfaat untuk Anda!.

Hari Kartini 2025: Menapaki Jejak Kartini di Era Digital dan Kesetaraan Modern

Setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini untuk mengenang Raden Ajeng Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan. Di tahun 2025 ini, semangat Kartini semakin menemukan maknanya di tengah transformasi sosial, digitalisasi, dan gerakan kesetaraan yang terus berkembang.

Kartini: Perintis Emansipasi Perempuan

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dikenal luas melalui kumpulan surat-suratnya yang diterbitkan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Kartini mengangkat isu pendidikan perempuan, kebebasan berpikir, dan keadilan sosial di masa kolonial—hal yang pada zamannya dianggap radikal.


Kartini ingin agar perempuan tidak hanya menjadi "pelengkap" dalam rumah tangga, tapi juga memiliki kesempatan untuk berkembang, belajar, dan berkontribusi dalam masyarakat.

Perempuan Indonesia di Tahun 2025: Sudah Sejauh Mana?

Kini, lebih dari seabad sejak Kartini menyuarakan pemikirannya, perempuan Indonesia telah mencapai banyak kemajuan signifikan, antara lain:

1. Kepemimpinan Perempuan

Di tahun 2025, semakin banyak perempuan menduduki posisi strategis: dari menteri, CEO perusahaan teknologi, hingga kepala daerah. Di DPR RI, keterwakilan perempuan sudah mencapai hampir 30%, mendekati kuota ideal yang diperjuangkan sejak lama.

2. Akses Pendidikan dan Teknologi

Tingkat partisipasi pendidikan perempuan meningkat signifikan. Laporan BPS terbaru (2025) menunjukkan bahwa angka partisipasi kasar perguruan tinggi perempuan kini melebihi laki-laki. Bahkan, banyak yang mengisi jurusan STEM (sains, teknologi, engineering, dan matematika)—bidang yang dulu didominasi laki-laki.

3. Perempuan dan Ekonomi Digital

Seiring berkembangnya ekonomi digital, perempuan kini punya lebih banyak ruang untuk berwirausaha. Platform seperti Tokopedia, Shopee, hingga media sosial seperti TikTok dan Instagram telah membuka peluang bagi perempuan untuk menjadi entrepreneur, content creator, bahkan edukator digital.

Program pemerintah seperti Digitalisasi UMKM Perempuan dan pelatihan coding untuk perempuan di pedesaan telah meningkatkan inklusi digital secara signifikan.

Tantangan yang Masih Ada 

Namun, perjuangan belum selesai. Perempuan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan:

- Kekerasan berbasis gender masih tinggi, baik di ranah domestik maupun digital.

- Ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama masih terjadi.

- Akses layanan kesehatan reproduksi yang merata masih menjadi PR di beberapa wilayah terpencil.

- Tantangan di dunia kerja digital, seperti beban ganda antara pekerjaan profesional dan peran domestik.

Menjadi Kartini di Era 2025

Menjadi Kartini masa kini bukan hanya soal mengenakan kebaya setiap 21 April. Ini tentang bagaimana perempuan mampu menyuarakan pendapat, membuat keputusan, memimpin perubahan, dan berdaya secara ekonomi dan sosial.

Kartini 2025 adalah pemimpin di startup, penggerak komunitas desa, kreator konten edukatif, ibu rumah tangga yang melek literasi digital, hingga mahasiswi yang aktif memperjuangkan isu lingkungan dan hak asasi manusia.


Penutup

Hari Kartini bukan sekadar peringatan sejarah, tapi cermin untuk melihat sejauh mana bangsa ini bergerak menuju kesetaraan. Tahun 2025 menunjukkan banyak kemajuan, namun masih menyisakan ruang untuk berbenah. Semangat Kartini akan terus relevan, selama masih ada ketidakadilan dan kesenjangan yang perlu diperjuangkan.

"Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita, lahirlah pagi membawa keindahan. Hidup akan menjadi indah jika kita berani untuk bermimpi, dan berani untuk mewujudkannya."
— R.A. Kartini



Lebih baru Lebih lama